Widget by Kode Blogger

faktor usaha


Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi hak kepemilikan, kemampuan, dan insentif. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan. Jadi, kemampuan berwirausaha meripakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasi kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.
MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan diwali dengan adanya inovasi, didukung, oleh kejadian pemicu, diimplementasikan, dan akhirnya tumbuh dan berkembang. Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Orang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai, sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktis.
CIRI-CIRI PENTING TAHAP PERMULAAN DAN PETUMBUHAN KEWIRAUSAHAAN
Proses pertumbuhan kewirausahaanpada usaha kecil tersebut memiliki tiga cirri penting, yaitu:
  1. tahapan imitasi dan duplikasi, adalah para wirausah mulai meniru ide dariorang lain.
  2. tahapan duplikasi dan pengembangan, adalah para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya.
  3. tahapan menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda, adalah menciptakan suatu yang baru dan berbeda melalui ide-ide sendiri sampai terus dikembangkan.
Dilihat dari prosesnya, Zimmerer (1996:15-16) membagi perkembangan kewirausahaan kedalam dua tahap yaitu:
  1. tahap awal (perintisan)
  2. tahap pertumbuhan
LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN BERWIRAUSAHA
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi resiko, lamgkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan menjalankannya.
FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN BERWIRAUSAHA
Keberhasilan seorang wirauaha ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
  1. kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.
  2. tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja kera tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirwusaha yang sukses.
  3. mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.
PENYEBAB KEGAGALAN BERWIRAUSAHA
Selain kerberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi oleh potensi kegagalan. Zimmerer (1996:14-15) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usah barunya yaitu:
  1. tidak kompeten dalam hal manajerial
  2. kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik.
  3. kurang dapat mengendalikan keuangan
  4. gagal dalam perencanaan
  5. lokasi kurang memadai
  6. kurangnya pengwasan peralatan
  7. sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
  8. ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan
selain faktor-faktor yang membuat kegagalan kewirausahaan, Zimmerer (1996:17) mengemukakan beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan, yaitu:
  1. pendapatan yang tidak menentu
  2. kerugian akibat hilangnya modal investasi
  3. perlu kerja keras dan waktu yang lama
  4. kualita kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya telah berhasil
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BERWIRAUSAHA
Peggy Lambing dan Charles L Khuel (2000:19-20) mengemukakan keuntungan dan kerugian berwirausah sebagai berikut:
Keuntungan berwirausaha
  1. otonomi. Pemgelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausah menjadi seorang “bos” yang penuhkepuasan
    1. tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk menggembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.
3.control financial. Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan dan merasa kekeyaan milik sendiri.
Kerugiaan berwirausaha
  1. pengorbana personal. Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia untuk kepentingan keluarga.
  2. beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keungan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
  3. kecilnya margin keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan sumber dana miliknya sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relative kecil.

Proses kewirausahaan

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi.[rujukan?] Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.[rujukan?] Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar.[rujukan?] Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti ‘’locus of control’’, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang.[rujukan?] Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.[rujukan?]


KEWIRAUSAHAAN : APA ITU?

02/10/2009
By goesfy
defining-it-project-successTRANSBISNIS – ‘Kewirausahaan’ saat ini bukanlah ungkapan kata yang asing di telinga kita. namun walaupun sering didengar, dibaca dan dilihat, tidak sedikit orang yang bingung juga ketika ditanya apa sich kewirausahaan itu dan berbagai hal konsep dasarnya. Pada prinsipnya kewirausahaan bukanlah sebatas urusan kecerdasan akademis.  Di samping itu kewirausahaan bukan pula sekedar ketrampilan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna.  Kewirausahaan adalah jiwa dinamis menangkap tantangan menjadi peluang
Menurut Petty (1996), wirausaha / entrepreneur adalah seseorang yang memulai dan atau mengoperasikan bisnis. Sedangkan menurut Nelson (2002) wirausaha berarti memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang, mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu.
Seorang wirausahawan adalah seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melihat peluang-peluang, mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukan cara berpikir lamban dan malas (Alma, 2005).
Entrepreneur merupakan proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya desertai dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, sosial dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadi (Hisrich, 1985).
Entrepreneurship digunakan untuk mendeskripsikan pemikiran strategik dan perilaku resiko yang menghasilkan kreasi kesempatan baru bagi individu atau organisasi (John R. Schermerhorn, Jr., 2001).
Beberapa definisi tentang kewirausahaan yang lain dari berbagai pakar diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Richard Cantillon (1973) – “Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan mebeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.”
  2. Jean Baptista Say (1816) – “Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.”
  3. Frank Knight (1921) – “Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.”
  4. Joseph Schumpeter (1934) – “Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri.  Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.”
  5. Penrose (1963) – “Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.”
  6. 6. Harvey Leibenstein (1968, 1979) – “Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.”
  7. Israel Kirzner (1979) – “Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.”
  8. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio – “Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.”
Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif.  Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau kondisional.
Ketika seseorang akan terjun dalam kegiatan wirausaha maka pertanyaan yang timbul adalah dari mana harus memulai.  Dalam kondisi ini tidak dapat dipungkiri bahwa calon wirausaha mengalami keragu-raguan.  Ketakutan akan kegagalan selalu membayang-bayangi, mulai dari sekedar takut tidak laku hingga kemungkinan mengalami kerugian.
Ada beberapa langkah yang harus diambil para pelaku suaha untuk memulai berwirausaha atau terjun dalam dunia bisnis, yaitu :
1. Mengenali peluang usaha
Kemampuan mengenali peluang usaha tergantung pada faktor informasi.  Faktor informasi dipengaruhi oleh pengalaman hidup maupun hubungan sosial.  Informasi dapat diperoleh dari hasil interaksi dengan orang lain.  Oleh karena itu bila tidak berani memulai usaha sendiri, disarankan memulainya bersama orang lain atau secara berkelompok.  Adaun informasi yang dibutuhkan yaitu berkaitan dengan lokasi, potensi pasar, sumber modal, pekerja, dan cara pengorganisasiannya.
2. Optimalisasi potensi diri
Dalam optimalisasi diri, seseorang harus mengembangkan keunggulan kompetitif.  Hal ini dapat bersumber dari keahlian khusus, pengetahuan, motivasi dan kepribadian serta pelayanan konsumen (excellent service).
3. Fokus dalam usaha
Peter Drucker (pakar kewirausahaan) menyarankan bahwa dalam memulai sebuah usaha atau inovasi sebaiknya dilakukan secara fokus yaitu dimulai dari hal kecil berdasarkan sumberdaya yang kita  miliki.
4. Berani memulai
Karena ketidakpastian dunia usaha, maka seseorang sangat diperlukan untuk overconfidence dan berani mengambil resiko.
Beberapa peluang usaha sekarang ini antara lain bersumber dari perubahan teknologi, perubahan kebijakan dan politik dan perubahan sosial demografi. (031009)
Referensi Pustaka:
Bukhari Alma. 2005. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.
Geoffry GM. 2002. Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta : PPM.


Memahami Kembali Arti Peluang Usaha

by Fadly Muin on June 5, 2009
peluang usahaBagaimana sebenarnya anda memaknai arti sebuah peluang usaha? Apakah selama ini anda memaknai bahwa peluang usaha itu benar-benar Sebuah Peluang yang menjanjikan?  Dan apakah Peluang tersebut dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anda, untuk merebut semua manfaat yang ada didalamnya?
Tentu saja itu adalah harapan yang paling ideal!
Bahwa sebuah peluang usaha itu, esensinya adalah asas manfaat. Semua kondisi yang di tawarkan kepada anda, adalah penawaran terhadap sebuah aktifitas bisnis yang pantas untuk anda geluti dan tentu saja bisa memberikan keuntungan yang luar biasa kepada anda.
Dengan catatan, jika peluang usaha yang dimaksud benar-benar  di manfaatkan dan di kemas sedemikian rupa sehingga bisa memberikan manfaat yang di harapkan.
Lalu bagaimana jika hal itu berlaku sebaliknya. Dengan menggunakan logika terbalik. Bahwa tidak semua peluang usaha yang anda anggap tepat, benar-benar bisa klop dengan apa yang anda harapkan.
Karena perlu juga di garis bawahi, bahwa peluang usaha adalah sebuah ruang kreasi yang independent dan mandiri. Dan bukanlah sebuah kegiatan yang ikut-ikutan demi mengikuti sebuah trend dan gaya hidup semata.
Misalkan ada teman anda yang berbisnis yy anda ikutan juga bisnis yy. karena menurut teman anda, bisnis yy adalah Peluang Usaha! Bisnis ini sangat menjanjikan dan prospektif. Padahal belum tentu bisnis yy cocok dengan anda.
Mengapa saya katakan demikian, sebab saya merasakan dan menyimak selama ini,  baik dari perbincangan dengan teman-teman, lingkungan dan juga dari wacana-wacana yang berkembang di masyarakat. Saya merasakan bahwa sebagian dari mereka masih menempatkan hakikat peluang usaha, sebagai suatu lahan usaha yang sengaja disediakan untuk seseorang. Bukan sebagai ruang kosong yang bisa di isi dengan  kreatifitas dan inovasi.
Seandinya sebuah pertanyaan saya coba lontarkan kepada anda, begini…
Jika anda ingin berjualan suatu produk, apakah anda akan berjualan di tempat yang tidak ada pesaingnya? Atau anda akan berjulan berdekatan dengan pedagang lain yang produknya serupa dengan produk milik anda?
Sebab masih banyak yang berpendapat bahwa  saya ingin berjualan produk tertentu,  karena disini belum ada orang yang menjual produk tertentu tersebut.
Jika anda ingin berjualan computer, dimana tempat berjualan yang anda pilih. Apakah berjualan di glodok yang notabene semua pedagang disitu berjualan computer. Atau anda akan berjualan di tanah abang, yang rata-rata pedagang disana berjualan baju-baju grosiran. Mana yang anda pilih?
Sekarang, jika saya bertanya lagi kepada anda, jika anda ingin membeli computer, kemanakah anda akan pergi, apakah ke glodok atau ke tanah abang?
Sekarang anda pasti sudah bisa menebak dan mengangguk-anggukan kepala. Kemana arah pembicaraan ini bukan  ?
Pesannya adalah, setiap detik adalah peluang, dan anda memiliki kesempatan di celah-celah hentakan itu untuk melihat dan mengambil peluang itu. Hanya Jika anda Serius!

http://www.fadlymuin.com/peluang-sukses/memahami-kembali-arti-peluang-usaha.html


Category Article

What's on Your Mind...